Sulawesi
Selatan merupakan salah satu provinsi yang sudah maju dalam segi industri,
bahkan masyarakat yang memiliki budaya Bugis-Makassar sudah mulai mengikuti
perkembangan jaman. Namun, dibalik modernisasi yang terus berkembang di Kota
yang bersejarah ini punya legenda yang sangat terkenal yaitu makhluk
jadi-jadian ‘parakang’. Bagi sebagian masyarakat tanah air makhluk yang bisa
berubah wujud tersebut adalah sebuah kisah legenda yang tidak banyak ditahu.
Namun bagi masyarakat Bugis-Makassar tentu sudah sangat akrab dengan kisahnya.
Bagi
masyarakat keturunan Bugis-Makassar parakang merupakan makhluk mistis yang bisa
berubah wujud menjadi apa saja yang di inginkan. Makhluk ini adalah mahkluk
gaib yang paling ditakuti oleh masyarakat Bugis-Makassar, bahkan semua orang
akan terancam dimanapun parakang ini berada. Pasalnya tidak hanya mengganggu
makhluk jadi-jadian yang sebenarnya adalah manusia tidak segan untuk membunuh
para korbannya.
Menurut
legenda, makhluk jadi-jadian yang dikenal dengan sebutan ‘parakang’ bukanlah
makhluk gaib seperti jin dan hantu, tapi parakang adalah manusia jadi-jadian.
Konon menurut legenda yang telah ada turun temurun, parakang sebenarnya adalah
manusia yang belajar ilmu hitam seperti pesugian, tapi sayangnya ilmu yang ia
dapat tidak bisa ia jalankan dengan baik atau boleh dikata ia gagal mendalami
ilmunya. Selain karena faktor ilmu hitam, konon parakang juga dikarenakan ilmu
yang diturunkan oleh orang tua (orang tua yang menurunkan ilmu parakang ke
anaknya). Dari berbagai kisah yang disimpulkan konon perwujudan makhluk
jadi-jadian ini memiliki bentuk yang serupa seperti manusia, namun lebih
menyeramkan dengan mata yang merah, lidah menjulur keluar, kulit yang keras dan
tidak bisa ditembus (kebal), kuku memanjang dan tajam. Konon parakang ini
adalah makhluk penghisap organ dalam manusia seperti usus dan lainnya,
khususnya bagi Ibu hamil, anak-anak dan juga orang yang berada diambang
kematian.
Berdasarkan
legenda yang banyak beredar di masyarakat, makhluk jadi-jadian ini bisa berubah
kapan parakang tidak mengenal waktu siang dan malam hari. Namun secara
keseluruhan umumnya manusia parakang baru berubah di malam hari. Di siang hari
atau saat ia tidak berubah menjadi makhluk abadi mereka sama seperti perwujudan
manusia yang lain tapi matanya tetap merah yang katanya bisa membuat siapa saja
jadi merinding.
Konon
menurut legenda parakang, jika makhluk jadi-jadian ini berubah wujud menyerupai
benda atau hewan maka mereka akan memiliki perbedaan yang bisa membantu Anda
mengetahui keberadaannya. Misalnya, jika ia berubah jadi hewan jenis kucing
atau anjing maka kaki bagian belakangnya akan lebih panjang dan saat berjalan
maka hewan perwujudan parakang terlihat berjalan menunduk di bagian depannya.
Jika ia berubah jadi pohon maka bentuk pohon tersebut hanya memiliki dua
ranting yang seolah menyerupai tangan. Untuk mengusirnya konon Anda hanya boleh
memukulnya sekali saja, jika lebih maka parakang akan berbalim menyerang Anda.
Dan, dari legenda jika Anda memukulnya maka biasanya akan ada orang yang sakit
atau bahkan meninggal. Hal ini terjadi karena saat berubah wujud maka jasadnya
akan tetap berada di rumah dan hanya jiwanya yang keluar untuk mencari mangsa.
Kisah
parakang ini merupakan kisah yang paling ditakuti di Sulawesi Selatan, bahkan
konon sampai saat ini masih ada beberapa perkampungan pedalaman yang dihuni
oleh sekelompok parakang atau yang dikenal dengan perkampungan parakang. Konon
perkampungan ini sudah ada sejak turun temurun dan menurut legenda perkampungan
tersebut tidak akan bisa mengubah situasi karena ilmu harus diturunkan turun
temurun karena jika tidak orang yang menjadi parakang akan sangat menderita
saat diambang kematian.
Sumber:SegiEmpat