Senin, 01 September 2014

Kisah Makhluk Jadi-Jadian di Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang sudah maju dalam segi industri, bahkan masyarakat yang memiliki budaya Bugis-Makassar sudah mulai mengikuti perkembangan jaman. Namun, dibalik modernisasi yang terus berkembang di Kota yang bersejarah ini punya legenda yang sangat terkenal yaitu makhluk jadi-jadian ‘parakang’. Bagi sebagian masyarakat tanah air makhluk yang bisa berubah wujud tersebut adalah sebuah kisah legenda yang tidak banyak ditahu. Namun bagi masyarakat Bugis-Makassar tentu sudah sangat akrab dengan kisahnya.

Bagi masyarakat keturunan Bugis-Makassar parakang merupakan makhluk mistis yang bisa berubah wujud menjadi apa saja yang di inginkan. Makhluk ini adalah mahkluk gaib yang paling ditakuti oleh masyarakat Bugis-Makassar, bahkan semua orang akan terancam dimanapun parakang ini berada. Pasalnya tidak hanya mengganggu makhluk jadi-jadian yang sebenarnya adalah manusia tidak segan untuk membunuh para korbannya.

Menurut legenda, makhluk jadi-jadian yang dikenal dengan sebutan ‘parakang’ bukanlah makhluk gaib seperti jin dan hantu, tapi parakang adalah manusia jadi-jadian. Konon menurut legenda yang telah ada turun temurun, parakang sebenarnya adalah manusia yang belajar ilmu hitam seperti pesugian, tapi sayangnya ilmu yang ia dapat tidak bisa ia jalankan dengan baik atau boleh dikata ia gagal mendalami ilmunya. Selain karena faktor ilmu hitam, konon parakang juga dikarenakan ilmu yang diturunkan oleh orang tua (orang tua yang menurunkan ilmu parakang ke anaknya). Dari berbagai kisah yang disimpulkan konon perwujudan makhluk jadi-jadian ini memiliki bentuk yang serupa seperti manusia, namun lebih menyeramkan dengan mata yang merah, lidah menjulur keluar, kulit yang keras dan tidak bisa ditembus (kebal), kuku memanjang dan tajam. Konon parakang ini adalah makhluk penghisap organ dalam manusia seperti usus dan lainnya, khususnya bagi Ibu hamil, anak-anak dan juga orang yang berada diambang kematian.

Berdasarkan legenda yang banyak beredar di masyarakat, makhluk jadi-jadian ini bisa berubah kapan parakang tidak mengenal waktu siang dan malam hari. Namun secara keseluruhan umumnya manusia parakang baru berubah di malam hari. Di siang hari atau saat ia tidak berubah menjadi makhluk abadi mereka sama seperti perwujudan manusia yang lain tapi matanya tetap merah yang katanya bisa membuat siapa saja jadi merinding.

Konon menurut legenda parakang, jika makhluk jadi-jadian ini berubah wujud menyerupai benda atau hewan maka mereka akan memiliki perbedaan yang bisa membantu Anda mengetahui keberadaannya. Misalnya, jika ia berubah jadi hewan jenis kucing atau anjing maka kaki bagian belakangnya akan lebih panjang dan saat berjalan maka hewan perwujudan parakang terlihat berjalan menunduk di bagian depannya. Jika ia berubah jadi pohon maka bentuk pohon tersebut hanya memiliki dua ranting yang seolah menyerupai tangan. Untuk mengusirnya konon Anda hanya boleh memukulnya sekali saja, jika lebih maka parakang akan berbalim menyerang Anda. Dan, dari legenda jika Anda memukulnya maka biasanya akan ada orang yang sakit atau bahkan meninggal. Hal ini terjadi karena saat berubah wujud maka jasadnya akan tetap berada di rumah dan hanya jiwanya yang keluar untuk mencari mangsa.

Kisah parakang ini merupakan kisah yang paling ditakuti di Sulawesi Selatan, bahkan konon sampai saat ini masih ada beberapa perkampungan pedalaman yang dihuni oleh sekelompok parakang atau yang dikenal dengan perkampungan parakang. Konon perkampungan ini sudah ada sejak turun temurun dan menurut legenda perkampungan tersebut tidak akan bisa mengubah situasi karena ilmu harus diturunkan turun temurun karena jika tidak orang yang menjadi parakang akan sangat menderita saat diambang kematian.


Sumber:SegiEmpat