Reruntuhan batu kuno di Afrika Selatan
menjelaskan usia situs jauh lebih tua dari dugaan awal dan menjelaskan
aktivitas dan tempat kelahiran manusia.
Afrika
Selatan menyimpan misteri sejarah besar yang terjaga oleh budaya tradisional
dan dukun Afrika selama ribuan tahun. Tahun 2003 secara kebetulan ditemukan
kalender batu kuno yang menngungkap peristiwa berantai dimana arkeolog
menemukan Kalender Adam, bagian sejarah yang hilang mampu mengungkap asal-usul
manusia dan aktivitas makhluk pendatang di bumi.
Arkeolog
menyebut Stonehenge Afrika dengan nama 'Kalender Adam' yang mampu menyelaraskan
bintang dan pergerakan matahari. Reruntuhan batu kuno di Afrika Selatan
menjelaskan usia situs jauh lebih tua dari dugaan awal dan menjelaskan
aktivitas dan tempat kelahiran manusia.
Selama
enam tahun sekelompok ilmuwan independen telah menjelaskan elemen penting yang
hilang tentang kehidupan dan perkembangan manusia modern awal. Penemuan ini
telah tercatat dalam buku Michael Tellinger berjudul 'African Temples of the Anunnaki'.
Situs batu Kalender Adam mewakili struktur paling misterius dan telah
disalahpahami, dimana situs ini sebenarnya membuka kunci sebuah peradaban
pertama yang berkembang di Afrika Selatan dan pertambangan emas selama lebih
dari 200,000 tahun lalu.
Misteri Situs Kuno Kalender Adam Afrika
Selatan
Dalam
sejarah disebutkan, peradaban pertama dipermukaan Bumi berasal dari Sumeria
yang berkembang sekitar 6000 tahun lalu. Peradaban Sumeria meninggalkan sejarah
tentang aktivitas manusia yang tertulis pada tablet tanah liat mengungkap
perilaku manusia kritis, dan menguraikan hubungan antara Dewa Anunnaki dan
bangsa Sumeria.
Bangsa Sumeria mungkin telah mempelajari
berbagai pengetahuan dari sebuah peradaban yang muncul ribuan tahun sebelumnya
di Afrika Selatan, salah satu daratan yang dianggap sebagai tempat kelahiran
manusia. Tenemuan situs Kalender Adam menjelaskan para Dewa yang sama yang
dikenal sebagai Anunnaki. Sosok Dewa ini sangat aktif dalam kehidupan
masyarakat Afrika Selatan selama lebih dari 200,000 tahun lalu.
Situs
Kalender Adam tersusun aneh, batu-batu besar terlihat ditanam rapi dan terletak
ditepi tebing dekat kota Kaapschehoop, Afrika Selatan. Awalnya situs kalender
Adam ditemukan oleh Johan Heine dari pesawatnya, kemudian memulai proses
pengukuran dan perhitungan yang berlangsung selama beberapa tahun. Analisis
menunjukkan bahwa situs itu merupakan kalender kuno yang selaras dengan
pergerakan matahari, dimana manusia bisa menandai hari sepanjang tahun melalui
gerakan bayangan pada permukaan kalender batu di tengah situs.
Metode
penanggalan karbon tidak dapat digunakan untuk menetapkan usia batu, arkeolog
juga tidak bisa berasumsi bahwa artefak yang ditemukan dilokasi reruntuhan
kesemuanya merupakan peninggalan arsitek kuno. Banyak alat dan artefak yang
telah dikumpulkan dan sangat misterius yang keseluruhannya terbuat dari batu,
semuanya menampilkan sifat akustik yang kuat. Hal ini mengisyaratkan bahwa
suara memainkan peran penting dalam membangun Kalender Adam dan penggunaan
energi. Salah satu peralatan terdiri dari patina atau kulit yang tumbuh pada
artefak, setidaknya patina sudah berusia lebih dari 100,000 tahun atau bahkan
lebih tua.
Sama
halnya dengan situs Stonehenge, aspek penanggalan bukanlah tujuan utama dari
pembangunan situs ini. Kalender batu ini hanya sebuah fitur penting yang
dimasukkan kedalam bangun ke situs, tetapi arkeolog telah menemukan fungsi yang
lebih misterius. Dimana fungsi ini semakin jelas setelah melewati analisa dan
pengukuran elektronik ilmiah selama beberapa tahun kemudian.
Credo
Mutwa, seorang dukun Zulu pernah mengatakan kepada Michael Tellinger, bahwa
dirinya di-inisiasi disitus itu pada tahun 1937 sebagai dukun muda. Situs
Kalender Adam juga dikenal sebagai penjaga pengetahuan Afrika, Inzalo Ye Langa
atau Tempat Kelahiran Matahari, dimana surga dikawinkan dengan 'ibu bumi' dan
dimana manusia diciptakan oleh para dewa. Dewa yang dikenal Zulu disebut
sebagai Enkai, dewa yang sama juga dikenal Enki dalam teks Sumeria.
Selama
survei situs Kalender Adam ternyata kutub utara, selatan, timur, dan barat
merupakan penyelarasan 3 derajat, 17 menit 43 detik, dalam arah berlawanan
jarum jam. Dengan kata lain membuktikan bahwa kutub Utara dan Selatan pada hari
ini, ternyata tidak sama pada waktu itu.
Bumi
telah mengalami perpindahan lempeng dan mengubah kutub utara dan selatan. Teori
Charles Hapgood didukung Albert Einstein yang menyebtukan pergeseran kerak
bumi, dan Kalender Adam membuktikan secara geofisika bahwa peristiwa tersebut
memang benar-benar terjadi.
Hubungan
peradaban Sumeria di Afrika Selatan tidak bisa diabaikan, mereka dapat
ditelusuri dengan etimologi nama dan asal usul budaya. Bukti yang paling jelas
adalah asal usul misterius dari kata 'Abantu', nama umum digunakan untuk
menggambarkan kulit hitam Afrika Selatan. Menurut Credo Mutwa, nama ini berasal
dari Sumeria yang awalnya dikenal sebagai Dewi Antu, dan Abantu diartikan
sebagai anak-anak atau keturunan Antu.
Reruntuhan Situs Kalender Adam
Setidaknya
Johan Heine telah menghabiskan waktu 15 tahun untuk memotret struktur batu
Kalender Adam yang tersebar diseluruh gunung dan lembah Afrika Selatan.
Reruntuhan ini telah dikenal sebagai 'lingkaran batu' dan tersebar dalam
kelompok besar diseluruh sub-benua meliputi Afrika Selatan, Zimbabwe, Botswana
dan Mozambik. Sebuah komplek situs menghubungkan Nelspruit, Waterval Boven,
Machadodorp, Carolina, Badplaas, Dullstroom dan Lydenburg, diperkirakan wilayah
ini memiliki radius 60 kilometer dan diduga sebagai kota kuno terbesar dan
paling misterius di Bumi.
Disitus
Kalender Adam juga ditemukan patung burung menyerupai Horus yang terukir di
batu Dolerite. Kemudian Sphinx kecil panjangnya sekitar 1,5 meter juga terpahat
di batu dolerite, Petroglyph dari disk bersayap. Banyak ukiran Sumeria
ditemukan berupa salib dalam lingkaran dan Ankh dalam lingkaran, hal ini
menunjukkan bahwa budaya Sumeria dan peradaban Mesir memiliki asal usul yang
sama dari Afrika Selatan, ribuan tahun sebelum mereka berkembang di utara.
Seperti tulisan terdahulu, yang terjadi pada peradaban Olmec dan Maya berasal
Afrika Selatan dengan membawa budaya yang sama.
Diperkirakan
reruntuhan batu kuno Kalender Adam lebih dari 100,000 potongan, angka ini
dikonfirmasi Prof Revil Mason pada Januari 2009. Tetapi setelah Tellinger
mempelajari foto udara, kemungkinan batu kuno sekitar 10 juta potongan. Semua
terhubung ke jaringan teras pertanian yang mencakup lebih dari ratusan
kilometer persegi, gambaran ini menjelaskan adanya peradaban besar yang hilang
tertutupi tanaman.
Struktur
ini tidak hanya terisolasi dan ditinggalkan akibat migrasi pemburu-pengumpul,
tetapi kompleks situs Kalender Adam semuanya terhubung oleh saluran aneh dan
berakhir diteras pertanian. Jika diasumsikan bahwa semua lahan adalah tempat
tinggal, setidaknya populasi penduduk berkisar 10 juta orang, sebuah kota besar
atau mungkin metropolitan.
Pertambangan Kuno Dunia
Jutaan
reruntuhan yang sama juga ditemukan di Zimbabwe, Botswana, Namibia, Zambia,
Kenya dan Mozambik. Selama 200 tahun terakhir para penjelajah benua menulis
rincian tentang reruntuhan itu. Sebagian besar penjelajah menulis tentang
ribuan poros tambang kuno yang ditemukan dekat dengan reruntuhan. Sebagian
besar tambang digambarkan sebagai sumber tambang emas, tembaga, timah dan
tambang besi. Setidaknya 25 poros tambang kuno kaya emas, tambang kuno
tertimbun tanah sedalam 30 meter, dan lebih dari 75000 tambang telah melaporkan
kedalaman yang sama pada departemen geologi Mpumalanga.
Ann
Kritzinger, seorang ahli geologi dari University of Zimbabwe membuktikannya
dalam beberapa makalah, reruntuhan di Zimbabwe mungkin bertujuan untuk
penggalian dan memurnikan emas. Keberadaan penambang emas Dravida digambarkan
pula secara detail oleh Dr Cyril Hromnik dalam bukunya 'Indo Africa' tahun
1981, menceritakan eksploitasi rakyat MaKomati (Hindu Dravidians) di
pertambangan emas yang berada di Afrika Selatan sekitar 2000 tahun yang lalu,
bahkan mungkin lebih lama dari itu.
Pengukuran elektronik pada tahun 2011
menunjukkan bahwa reruntuhan batu melingkar Kalender Adam sebenarnya
menghasilkan energi. Situs ini menggunakan suara alam yang berasal dari
permukaan bumi untuk menciptakan medan elektromagnetik yang disebabkan
amplifikasi suara.
Bentuk
reruntuhan Kalender Adam sangat spesifik dan unik, setiap lingkaran mewakili
pola Cymatic yang dihasilkan dari energi suara seperti yang muncul dipermukaan
bumi. Energi ini diamplifikasi dengan pemahaman yang sederhana dan dimanfaatkan
dengan cara yang sama seperti penggunaan laser dan teknologi Saser. Beberapa
frekuensi suara sangat tinggi lebih dari 380 Giga Hertz, melebihi frekuensi
yang pernah ada pada perangkat normal saat ini.
Semua
terhubung pada saluran batu, orang-orang terdahulu menggunakan listrik atau
energi dari situs Kalender Adam yang akan menghasilkan pembangkit energi grid.
Kemungkinan besar energi digunakan dalam penambangan dan pengolahan emas pada
skala yang tak terbayangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar