Konon
katanya kapal perang ini bernama Toshimaru, ada juga yang mengatakan nama kapal tersebut adalah Hinomarusang yang entah nama itu dari
mana asal muasalnya. Kapal perang ini karam di perairan “Teluk Kao” diakibatkan
oleh pengeboman yang dilakukan oleh militer angkatan udara dari sekutu yang
pada waktu itu berbasis dan memiliki pangkalan terhebat di kawasan Asia Pasifik
tepatnya di pulau Morotai, sebuah pulau di utara pulau Halmahera. Teluk Kao
sendiri adalah sebuah teluk yang berada di pulau Halmahera bagian Utara, tempat
karamnya kapal ini berada di kecamatan Malifut, kecamatan yang berada di daerah
administrasi kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, Indonesia.
Malifut
adalah tanah dimana aku dibesarkan. Walaupun aku tidak terlahir di sini, namun
cerita hidupku terlukis indah di tanah ini bagaikan pelangi sehabis hujan
disore hari yang menghiasi langit pantai Malifut dengan warnanya yang indah nan
menawan. Seindah sunrise dikala pagi dan secantik sunset di sore hari. Tumbuh
besar dengan menghabiskan sekolah dasar sampai menengah atas di tanah ini
sebelum memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di tanah “Daeng” Makassar,
Sulawesi Selatan, Indonesia.
Rongsokan kapal milik Jepang ini adalah bagaikan taman kota bagi aku dan
teman-teman kecilku waktu dulu. Walaupun tempat ini letaknya agak jauh dari
bibir pantai sekita 1 km, namun bagiku dan teman-temanku adalah tempat bermain
yang menyenangkan. Tempat ini waktu dulu dijadikan tempat rekreasi bagi warga malifut
dan sekitarnya karena pantai ini memiliki arus laut yang tenang dan apabila air laut surut maka area pantai ini menjadi semakin luas. Pantai ini sangat ramai disore hari, jika air laut sedang surut kami menjadikannya sebgai lapang untuk bermain bola. Jika ada yang pergi ke kapal, ada hanya sekedar
mengelilingi kapal, ada juga yang melompat-lompat dari dek depan kapal yang
cukup tinggi dari permukaan air laut bagaikan atlet loncat indah yang professional.
Selain tempat rekreasi, tempat ini juga dijadikan sebagai tempat pemancingan
ikan, karena ikan-ikan menjadikan rongsokan kapal ini sebagai rumah dan
berkembang biak.
Namun
bagi aku, tempat ini adalah taman bermainku. Dulu ketika hari libur sekolah,
aku dan teman-teman kecilku senang menghabiskan
waktu libur kami di tempat ini dengan memancing ikan yang berkumpul di dasar
kapal yang karam ini. Entah hanya sekedar mengisi waktu libur, atau hobi, atau
juga memang kami mempunyai bakat menjadi nelayan sukse. hehehe….
Tempat
ini adalah tempat dengan seribu satu kisah buatku dan teman-teman kecilku. Di
dinding-dinding kapal yang penuh karatan itu tergores catatan-catatan indah
terkadang konyol bersama teman-teman dikala menghabiskan hari-hari libur
sekolah kami. Aku dan ketiga sahabat kecilku yang kebutulan masih kerabat dekat
(Ifan, Ical, dan Nyong) selalu mengahabiskan hari libur kami ditempat ini. Bahkan
terkadang sehabis sholat subuh berjamaah, kami langsung bergegas ke pantai
karena harus berlomaba mendapatkan perahu. Selain itu juga kami ingin
menyaksikan indahnya sunrise dari balik gunung diseberang lautan sana yang
entah apa nama gunungnya, momen ini selalu kami tunggu dan terasa begitu indah
bagi kami. Banyak kejadian-kejadian konyol yang mengundang tawa terjadi pada
kami berempat di tempat ini.
Suatu
ketika, aku tergelincir dari perahu dan jatuh kedalam kapal, badanku berdarah
karena tergores dengan siput-siput laut yang menempel di badan-badan kapal yang
terendam air laut, siput-siput tersebut memiliki cangkang yang tajam.
Bukannya ditolongin sama teman-temanku itu, malahan ditertawakan
sehingga aku pun harus bersusah payah naik sendiri ke atas perahu. Pernah juga
saat berada dibagian belakng dek kapal, aku terpeleset dan terjatuh kedalam
kapal yang didalamnya penuh dengan landak laut. Hal ini pun mengundang tawa
bagi mereka, lagi-lagi tidak ditolongin dan berusaha naik sendiri ke dek kapal.
Pada
suatu siang, saat kami memancing dibagian belakang kapal. Pancingan dari
temanku Ifan tersangkut di celah-celah besi kapal, maka Ifan memutuskan untuk
menyelam guna melepaskan kailnya yang tersangkut dibawa sana. Namun sialnya
bagi Ifan saat muncul kepermukaan untuk bernapas, malah telinga telinga kirinya
tersangkut kailnya sendiri, lebih lucunya lagi tak tanggung-tanggung tiga kail
sekaligus yang menempel di telinganya. Sontak kami bertiga yang berada diatas
kapal tertawa terbahak-bahak sampai-sampai air mata kami keluar. Saking lucunya
keesokan harinya kami bertemu disekolah pun kami masih tertawa.
Lain
lahi dengan cerita temanku yang bernama Ical, karena konon katanya dianatara
dek depan kapal dan dek belakng kapal itu ada seekor ikan besar yang bisa
memangsa manusia. Entah benar atau tidak, tapi cerita itu terkadang menghantui
kami apabila berada di dek depan kapal, atau mungkin saja cerita dari
orang-orang tua uuntuk menakut-nakuti anaknya sehingga tidak pergi ke tempat
itu… Entahlah….!!!!
Saat
hendak kami naik ke dek depan kapal, tiba-tiba saja Ical tergelincir karena
besi yang kami tapaki itu licin dan ditumbuhi lumut-lumut laut. Hanya beberapa
detik saja Ical sudah kecemplung ke laut tepat katanya dimana tempat ikan besar
itu berada. Sebenarnya Ical ini pandai berenang, tapi karena takut dan panic dia
seperti orang yang tak bisa berenang dan hanya mengepakkan kedua tangannya di
air, yang membuat kami tertawa geli melihat tingkahnya yaitu ekspresi wajah
paniknya sambil berteriak meminta tolong. “woe tolong eee,,, woe tolong eee,,,
woe tolong eee” begitulah teriakannya. Kami tidak menolongnya, malahan tertawa
melihat dia berusaha menolong dirinya sendiri. Akhirnya dengan susah payah dia
berhasil naik ke dek depan kapal.
Sementara
cerita konyol dari Nyong adalah ketika suatu waktu kami mancing mengelilingi
kapal dengan perahu namun karena kami tidak mendapatkan ikan, maka kami berepat
memutuskan untuk mincing di dek belakang kapal. Sialnya bagi Nyong, ketika kami
naik ke dek belakang kapal, kami harus menundukan kepala karena dek belakang
kapal ada sekat-sekat kecil seperti kamar, kalau tidak menunduk, maka kepala
kita pasti kejedot dengan besi kapal. Bukannya menunduk malahan dengan santainya Nyong
berjalan tanpa menundukan kepalanya, mungkin dia berfikir tidak bakalan kejedot
karena tubuhnya yang pendek. Saat berjalan kebutulan dia berada paling belakang
dari kami bertiga. Tiba-tiba terdengar air begemuruh seperti ada sesuatu yang
jatuh. Pada saat kami menoleh kebelakang, Nyong sudah nyemplung di air. Seperti
biasa tidak ada yang menolong tapi malah tertawa karena selain basah kuyup,
kepalanya juga benjol. Sambil meringis kesakitan, dia berenang ke tepi kapal
lalu naik kembali.
Kisah
tersebut hanyalah sepenggal kisah konyol masa kecilku bersama teman-temanku,
biarkanlah dinding-dinding kapal karatan itu yang menjadi saksi bisu dan
mencatat kisah kami ditempat itu. Biarkanlah itu menjadi suatu cerita dan
kenangan masa lalu yang terindah sekaligus konyol setidaknya buat diriku sendiri.
Namun
sangat-sangat disayngkan kapal itu tidak seperti kapal yang dulu ketika aku
masih kecil. Bukan tidak mungkin
generasi-generasi di masa yang akan datang tidak bisa lagi disaksikan
oleh mereka. Selain usia kapal yang semakin lama semakin rusak karena proses
korosi yang terjadi secara alami yang menyebabkan kerusakan pada fisik kapal.
Tangan-tangan jail dari penduduk settempat yang tidak paham artinya sebuah
sejarah, mereka menjamah dan merongrong bagian-bagian kapal hanya untuk
keuntungan yang tidak seberapa bila dibandingkan dengan nilai sejaranya.
Pada
saat libur Ramadhan tahun 2013 M, ketika aku kembali dari tempat menuntut ilmu
untuk berpuasa dan merayak lebaran bersama keluarga besar. Aku melihat kondisi
fisik kapal yang tidak agi seperti yang aku saksikan dimasa kecil dulu.
Sekarang hanya seperti rongsokan besi tua yang tak ada lagi harganya akibat
ulah tangan-tangan jail manusia yang hanya mementing rupiah diatas sejarah.
Sudah barang tentu suatu kelak kapal itu hanya seperti dongeng belaka ketika
diceritakan pada anak cucu kita kelak dikarenakan tidak ada lagi bukti
fisiknya.
YAH, benar,, kapal itu waktu dahulu memang sangat indah, saya pun pernah melihatx sewaktu kecil . . merupakan sebuah kenangan yang tak terlupakan, bravo malifut !!
BalasHapusDashyat๐๐๐
BalasHapus