Awal pekan ini, Russian
Space Agency menyatakan telah meluncurkan proyek untuk merancang sebuah pesawat
ruang angkasa yang sesuai untuk misi pangkalan di Bulan dan membawa soket super
berat. Rencana itu meliputi peluncuran tiga pesawat ruang angkasa pada akhir
dekade ini, dua pesawat diantaranya akan mendarat ke permukaan dan satu pesawat
mengorbit.
Pembangunan pangkalan di
bulan akan menelan biaya sangat mahal dengan menggunakan teknologi roket
konvensional. Beberapa sistem akan menggabungkan roket ion untuk masuk ke orbit
bulan dan roket berbahan kimia untuk turun ke permukaan bulan. Tentunya hal ini
tidak akan cukup, dibutuhkan sistem lebih canggih untuk membuat konsep yang
jauh lebih praktis.
Koloni Baru Rusia Dan
Pangkalan Di Bulan
Bulan hampir tidak memiliki
atmosfer dan gravitasi lebih rendah dari Bumi, rata-rata kepadatan wilayah 60
persen seperti bumi dan diyakini memiliki sumber daya nikel. Inti bulan
diperkirakan besi yang berdiameter 480 kilometer, dilapisi inti luar cair dan
ketebalan mantel luar sekitar 60 kilometer.
Tak seperti misi stasiun
luar angkasa, pangkalan di bulan akan memiliki akses yang sangat dekat dengan
sumber daya. Adanya keberadaan logam, silikat dan mineral lainnya, lebih mudah
memindahkan beban berat dan kurangnnya pengaruh atmosfer. Pangkalan di bulan
setidaknya harus memiliki perisai yang akan melindungi dari serangan meteor
serta radiasi luar angkasa. Total luas bulan adalah 14,6 juta mil persegi,
medan sangat sulit diliputi oleh pegunungan tinggi, awah yang dalam. dan batu
permukaan bulan sangat keras dan hanya setengah yang dapat digunakan.
Sebagian besar lokasi bulan
mengalami masa dua minggu sinar matahari yang akan menyebabkan penumpukan
panas, dan dua minggu akan melewati malam dengam suhu dingin. Jika dasar
pangkalan bulan dibangun pada wilayah kutub, air akan ditemukan dalam bentuk
es. Ada wilayah yang benar-benar terlindung dari radiasi matahari dan aman dari
pemanasan.
Kabar yang terdengar, Rusia
berencana mengatur pangkalan permanen di Bulan dibanding membangun stasiun
ruang angkasa. Dmitry Rogozin, wakil menteri pertahanan Rusia, menyatakan bahwa
bulan merupakan titik tengah dengan tujuan terpisah, pembangunan pangkalan di
bulan bersikap rasional dimana nantinya akan mempermudah penerbangan ke Mars
ataupun asteroid yang akan melintas dekat dengan Bumi untuk mencegah bencana
besar tak terduga.
Misi pertama akan dijadwakan
meluncur pada tahun 2016 yang nantinya akan mendarat di kutub selatan Bulan.
Dua misi berikutnya akan mengorbit untuk memantau bulan pada tahun 2018, dan
pendaratan polar dilengkapi dengan bor untuk mencari lapisan es di tahun 2019.
Diperkirakan pada tahun
2040, Rusia siap menempati pangkalan di Bulan yang pertama dan digunakan untuk
misi jangka panjang. Rogozin mengatakan bahwa bulan adalah satu-satunya sumber
realistis untuk memperoleh air, mineral dan sumber daya lain untuk misi luar
angkasa di masa mendatang, serta menguji teknologi baru ruang angkasa.
Rencana ini tidak terlepas
dari keterlibatan Rusia dalam mencari dan mengeksplorasi sumber daya alam di
tata surya. Rusia yakin bahwa merek memiliki segala yang dibutuhkan untuk
terobosan baru dalam penelitian ruang angkasa, khususnya dalam hal koloni yang
akan hidup di pangkalan bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar