Orang-orang Yahudi mempunyai
rencana yang sama diseluruh dunia, karena mereka mempunyai sebuah buku
Protokolat yang menjelaskan cara-cara mereka untuk menguasai dunia.
Orang-orang Yahudi semoga Allah membinasakan mereka menggunakan cara yang amat kompleks, baik melalui jalan tipu daya, muslihat maupun kelicikan dalam upaya mereka mewujudkan cita-cita dan tujuan mereka memperluas pengaruh di bumi dan membentangkan kekuasaan di dunia.
Cara mereka mewujudkan kekuasaan mereka terhadap dunia amat menakutkan, keji, dan jahat, seperti apa yang digariskan oleh rencana-rencana mereka yang bersifat tahapan dan operasional dalam protokol-protokol mereka. Ia dijadikan dasar utama untuk merobohkan pilar-pilar (penyangga) masyarakat dunia, menyusupkan unsur-unsur pengeropos dan perusak yang menggerogoti kekuatannya dan menjual keberadaannya serta menyebarkan kekacauan sosial yang akan mengalir kedalam tulang-tulang sendinya, sehingga apabila nilai-nilai masyarakat telah runtuh dan pilar-pilar kehidupan serta eksistensinya telah lenyap, maka masyarakat tersebut akan jatuh tersungkur dan tunduk pada pikiran-pikiran Yahudi dan rencana-rencana mereka.
Konflik di Mesir yang telah membunuh 6000 nyawa umat Islam sejatinya tidak terlepas dari misi tersebut. Naiknya Mursi sebagai Presiden jelas mengancam eksistensi Yahudi sebagai sebuah entitas yang memiliki cita-cita negara.
Langkah Mursi membuka perbatasan Rafah salah satu hal yang sangat meresahkan Israel. Betapa, tidak berpuluh-puluh tahun perbatasan ini ditutup oleh Husni Mubarak sebagai sekutu dekat Israel. Mesir tidak pernah membuka pintu perbatasan Rafah di era Mubarak kecuali secara sporadis untuk memungkinkan masuknya bahan makanan dan obat-obatan, atau individu yang kebanyakan dari mereka mencari pengobatan atau untuk belajar.
Dan muncul-lah Yahudi dari balik kekacauan yang melanda dunia dan dari balik pertikaian yang mencerai-beraikan umat manusia untuk merebut dan menguasai tampuk kepemimpinan umat manusia dan kemudian membangun di dunia sebuah negara berskala internasional yang akan menggabungkan tepi-tepi dunia dimana masyarakatnya terdiri dari dua lapisan :
Bangsa Yahudi : Mereka adalah bangsa pilihan Allah, duduk diatas singgasana kepemimpinan dan ditangan mereka tergenggam tongkat komando pemerintahan, kekuasaan politik dan kunci-kunci kemudahan untuk mengendalikan dunia.
Bangsa-bangsa selain Yahudi : Mereka adalah lapisan awam yang harus menjadi pelayan dan budak bagi bangsa Yahudi, oleh karena ras mereka dibawah ras Yahudi dalam hal kedudukan, kemuliaan, maupun kecerdasannya. (Asaalibu Al Ghazwu Al Fikri : 145 – 150)
Aqidah Yahudi yang berdiri diatas unsur keturunan bangsa pilihan ini merupakan ideologi lama yang terus berputar dalam benak pemikiran orang-orang Yahudi sejak era generasi pendahulu mereka yang pertama, dimana ideologi ini diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dengan penuh kerahasiaan dan kehati-hatian seraya terus menahan diri dan menanti-nanti kesempatan, bekerja dengan sabar, waspada dan penuh kesiapan. Para pendeta dan Darwis-Darwis mereka tiada henti-hentinya menyalakan bara apinya dari masa ke masa, tiada padam-padam dan tiada reda-reda dan tiada lepas dari benak mereka. (Asaalibu Al Ghazwu Al Fikri : 150)
Dan pada penghujung abad ke–19 Theodore Hertzl, keturunan Yahudi, menyelenggarakan konferensi Yahudi pertama tahun 1897 di Kota Basel, Swiss. Hasil-hasil keputusannya adalah undang-undang praktis bagi tahapan-tahapan rencana mereka. Kemudian Hertzl dalam bukunya “Ad Daulah Al Yahudiyah” (Negara Yahudi) telah menetukan wilayah Palestina (sebagai negeri bangsa Yahudi) dengan pertimbangan bahwa ia adalah tanah yang dijanjikan dan tanah kelahiran para Nabi dan Rasul Bani Israil. Orang-orang Yahudi telah bekerja mewujudkan rencana-rencana mereka berdasarkan tahapan-tahapan dan fase-fase waktu, dimana dengan tahapan tersebut mereka akan merebut seluruh batas-batas negeri yang dijanjikan yang meliputi kawasan yang membentang dari Sungai Nil ke Sungai Furat (Eufrat) dan menggabungkan daerah permukaan laut dari Mesir, Sinai, Palestina, separuh wilayah Iraq bagian barat, Syiria, Lebanon, gurun Syam, Yordania, utara Hijaz hingga Madinah Munawwarah.
Pada tahun 1948, bangsa Yahudi memproklamirkan —dengan kesepakatan negara-negara besar— berdirinya negara Yahudi. Dan pada saat itu Ben Gurion mengatakan : “Sesungguhnya bangsa Yahudi telah mewujudkan cita-citanya pada tanggal 14 Mei 1948 dengan mendirikan negara Yahudi, lebih besar dari semula yang disepakati. Namun ini bukanlah akhir dari perjuangan kita, bahkan hari ini kita baru mulai. Kita harus berjuang mewujudkan berdirinya negara yang kita cita-citakan dari Sungai Nil hingga Sungai Eufrat”.
Yang dimaksud oleh Ben Gurion adalah bahwa negara Israel berdiri diatas wilayah yang lebih luas dari apa yang semestinya mereka dapatkan dari rencana pembagian wilayah Palestina menjadi dua, untuk bangsa Arab dan bangsa Yahudi.
Israel terus melakukan langkah-langkah persiapan untuk memperluas wilayahnya. Mereka memanfaatkan kelengahan negara-negara Arab dan terkadang mengadakan kesepakatan dengannya, sehingga mereka berhasil menguasai wilayah Sinai, Dataran Tinggi Golan, dan seluruh wilayah Palestina.
Bangsa Yahudi : Mereka adalah bangsa pilihan Allah, duduk diatas singgasana kepemimpinan dan ditangan mereka tergenggam tongkat komando pemerintahan, kekuasaan politik dan kunci-kunci kemudahan untuk mengendalikan dunia.
Bangsa-bangsa selain Yahudi : Mereka adalah lapisan awam yang harus menjadi pelayan dan budak bagi bangsa Yahudi, oleh karena ras mereka dibawah ras Yahudi dalam hal kedudukan, kemuliaan, maupun kecerdasannya. (Asaalibu Al Ghazwu Al Fikri : 145 – 150)
Aqidah Yahudi yang berdiri diatas unsur keturunan bangsa pilihan ini merupakan ideologi lama yang terus berputar dalam benak pemikiran orang-orang Yahudi sejak era generasi pendahulu mereka yang pertama, dimana ideologi ini diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dengan penuh kerahasiaan dan kehati-hatian seraya terus menahan diri dan menanti-nanti kesempatan, bekerja dengan sabar, waspada dan penuh kesiapan. Para pendeta dan Darwis-Darwis mereka tiada henti-hentinya menyalakan bara apinya dari masa ke masa, tiada padam-padam dan tiada reda-reda dan tiada lepas dari benak mereka. (Asaalibu Al Ghazwu Al Fikri : 150)
Dan pada penghujung abad ke–19 Theodore Hertzl, keturunan Yahudi, menyelenggarakan konferensi Yahudi pertama tahun 1897 di Kota Basel, Swiss. Hasil-hasil keputusannya adalah undang-undang praktis bagi tahapan-tahapan rencana mereka. Kemudian Hertzl dalam bukunya “Ad Daulah Al Yahudiyah” (Negara Yahudi) telah menetukan wilayah Palestina (sebagai negeri bangsa Yahudi) dengan pertimbangan bahwa ia adalah tanah yang dijanjikan dan tanah kelahiran para Nabi dan Rasul Bani Israil. Orang-orang Yahudi telah bekerja mewujudkan rencana-rencana mereka berdasarkan tahapan-tahapan dan fase-fase waktu, dimana dengan tahapan tersebut mereka akan merebut seluruh batas-batas negeri yang dijanjikan yang meliputi kawasan yang membentang dari Sungai Nil ke Sungai Furat (Eufrat) dan menggabungkan daerah permukaan laut dari Mesir, Sinai, Palestina, separuh wilayah Iraq bagian barat, Syiria, Lebanon, gurun Syam, Yordania, utara Hijaz hingga Madinah Munawwarah.
Pada tahun 1948, bangsa Yahudi memproklamirkan —dengan kesepakatan negara-negara besar— berdirinya negara Yahudi. Dan pada saat itu Ben Gurion mengatakan : “Sesungguhnya bangsa Yahudi telah mewujudkan cita-citanya pada tanggal 14 Mei 1948 dengan mendirikan negara Yahudi, lebih besar dari semula yang disepakati. Namun ini bukanlah akhir dari perjuangan kita, bahkan hari ini kita baru mulai. Kita harus berjuang mewujudkan berdirinya negara yang kita cita-citakan dari Sungai Nil hingga Sungai Eufrat”.
Yang dimaksud oleh Ben Gurion adalah bahwa negara Israel berdiri diatas wilayah yang lebih luas dari apa yang semestinya mereka dapatkan dari rencana pembagian wilayah Palestina menjadi dua, untuk bangsa Arab dan bangsa Yahudi.
Israel terus melakukan langkah-langkah persiapan untuk memperluas wilayahnya. Mereka memanfaatkan kelengahan negara-negara Arab dan terkadang mengadakan kesepakatan dengannya, sehingga mereka berhasil menguasai wilayah Sinai, Dataran Tinggi Golan, dan seluruh wilayah Palestina.
Dari keterangan tadi, menjadi jelaslah bahwa bangsa Yahudi semoga Allah melaknat mereka telah memancangkan tiga tujuan dihadapannya, dalam mengimplementasikan rencana-rencana mereka serta mencapai apa yang mereka inginkan :
Tujuan Pertama : Memecah belah bangsa-bangsa di dunia, membangkitkan permusuhan antara sebagian dengan sebagian yang lain, mengobarkan peperangan antar sesama mereka serta menyulut api fitnah di antara mereka.
Tujuan Kedua : Merusak aqidah umat, menghancurkan pemahaman, moral, dan tatanannya, serta menjauhkan mereka dari jalan Allah .
Tujuan Ketiga : Mendirikan negara Israel yang membentang wilayahnya dari Sungai Nil hingga Sungai Eufrat di jantung negeri-negeri Islam. Tujuan mereka dari semua itu supaya bangsa tersebut kehilangan unsur-unsur kekuatan, menjadikan bangsa Yahudi berkembang, kuat dan maju, kemudian pada gilirannya nanti bangsa Yahudi akan menguasai aspek pemikiran, ekonomi, politik, dan militer masyarakat dunia.
Tujuan Kedua : Merusak aqidah umat, menghancurkan pemahaman, moral, dan tatanannya, serta menjauhkan mereka dari jalan Allah .
Tujuan Ketiga : Mendirikan negara Israel yang membentang wilayahnya dari Sungai Nil hingga Sungai Eufrat di jantung negeri-negeri Islam. Tujuan mereka dari semua itu supaya bangsa tersebut kehilangan unsur-unsur kekuatan, menjadikan bangsa Yahudi berkembang, kuat dan maju, kemudian pada gilirannya nanti bangsa Yahudi akan menguasai aspek pemikiran, ekonomi, politik, dan militer masyarakat dunia.
Diantara upaya mereka dalam mewujudkan ketiga tujuannya adalah mendirikan perkumpulan-perkumpulan rahasia di negara-negara dunia. Barangkali diantara perkumpulan itu yang paling elit dan menduduki peringkat paling tinggi adalah “Klub Freemasonry”.
Sungguh sangat menyedihkan bahwa klub-klub Freemasonry ini telah merambah dilingkungan masyarakat kita. Dan banyak diantara orang-orang yang mengaku beragama Islam dari golongan cendekiawan, hartawan, pejabat, tokoh-tokoh berpengaruh, orang-orang kuat dan para penguasa mengikuti prinsip-prinsipnya yang rusak. Dan kita tidak tahu apakah hari-hari mendatang akan tersingkap peranan apa yang akan dimainkan oleh jaringan Freemasonry dunia melalui tangan antek-anteknya dari golongan orang-orang yang berpengaruh dan para pemilik kekuasaan dalam mengakui negara Israel dan mewujudkan rencana-rencana mereka.
Para pelaksana tersebut adalah para pemerintah boneka yang menjual nurani mereka kepada syetan serta mengkhianati sumpah dan janji mereka. Tindakan-tindakan mereka yang jahat itu membuktikan bahwa mereka mempunyai hubungan yang erat dengan Freemasonry Internasional, atau mereka dibayar oleh orang-orang Freemasonry untuk melaksanakan rencana yang mereka ketahui atau tidak !!!
Inilah rencana-rencana utama mereka :
Para pelaksana tersebut adalah para pemerintah boneka yang menjual nurani mereka kepada syetan serta mengkhianati sumpah dan janji mereka. Tindakan-tindakan mereka yang jahat itu membuktikan bahwa mereka mempunyai hubungan yang erat dengan Freemasonry Internasional, atau mereka dibayar oleh orang-orang Freemasonry untuk melaksanakan rencana yang mereka ketahui atau tidak !!!
Inilah rencana-rencana utama mereka :
1.Mengadopsi pikiran Sigmund Freud yang meninjau segala sesuatu mengenai perilaku manusia dengan insting seksual dan libidonya.
2.Mengadopsi pikiran Karl Marx yang merusak akal dan aqidah banyak orang, anti agama dan menyerang aqidah Uluhiyyah (orang yang hanya beribadah kepada Allah saja).
3.Mengadopsi pikiran Nietzsche yang merusak akhlaq, membolehkan orang berbuat sesuatu yang bisa mendatangkan kepuasan, meski untuk itu harus membunuh, atau menumpahkan darah atau merusak.
4.Mengadopsi pikiran Darwin tentang teori perkembangan dan evolusi manusia. Dimana menurut teori tersebut manusia merupakan proses evolusi dari bakteri kehidupan lalu menjadi ulat lalu menjadi hewan lalu menjadi kera dan akhirnya menjadi manusia.
2.Mengadopsi pikiran Karl Marx yang merusak akal dan aqidah banyak orang, anti agama dan menyerang aqidah Uluhiyyah (orang yang hanya beribadah kepada Allah saja).
3.Mengadopsi pikiran Nietzsche yang merusak akhlaq, membolehkan orang berbuat sesuatu yang bisa mendatangkan kepuasan, meski untuk itu harus membunuh, atau menumpahkan darah atau merusak.
4.Mengadopsi pikiran Darwin tentang teori perkembangan dan evolusi manusia. Dimana menurut teori tersebut manusia merupakan proses evolusi dari bakteri kehidupan lalu menjadi ulat lalu menjadi hewan lalu menjadi kera dan akhirnya menjadi manusia.
Bahkan untuk merusak akhlaq dan akidah manusia, maka orang-orang Yahudi merancang suatu sistem. Untuk menjalankan sistem itu, mereka menggunakan sarana media massa, penerbitan, panggung-panggung hiburan, film-film, program-program radio, televisi, sekolah, dan menggunakan perantaraan perkumpulan-perkumpulan Freemasonry buatan mereka, dan melalui tangan-tangan pengkhianat dan para penulis bayaran.
Bahkan gerakan Freemasonry telah berhasil mengusung doktrin mereka yang merusak, yang mengatakan :“Sesungguhnya orang-orang Islam, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi, dan orang-orang Paganis (penyembah berhala) adalah bersaudara dalam ikatan ukhuwah wathaniyyah (persaudaraan karena satu tanah air) dan ukhuwah basyariyah. Tidak ada agama yang dapat memisahkan ikatan persaudaraan mereka dan tidak ada aqidah samawiyah yang dapat merubah persaudaraan dan persatuan mereka”.
Hal yang menguatkan bukti permusuhan orang-orang Yahudi terhadap agama-agama adalah perkataan mereka dalam Protokolat XIV : “Saat kita jadi pemimpin-pemimpin dunia, maka kita tidak akan mengizinkan tegaknya suatu agama selain agama kita. Untuk mencapai maksud tujuan tersebut, maka kita harus melenyapkan akidah-akidah yang diyakini umat manusia. Jika hasil sementara yang kita capai mendorong terciptanya orang-orang atheis, maka itu tidak akan mempengaruhi apa yang menjadi tujuan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar